Monday, March 8, 2010

HONDA VS MONA

PENDAHULUAN

Industri sepeda motor Indonesia yang mencapai 2,5juta unit/tahun merupakan yang terbesar ketiga setelah China (12,5 juta) dan India (5 juta). Populasi sepeda motor di Indonesia sekitar 35 juta unit. Meski demikian , rasio kepemilikan motor di Indonesia masih rendah yaitu satu unit per delapan orang. Sejak terjadinya krisis pada tahun 1997 penjualan sepeda motor di Indonesia merosot tajam dari angka 1,7 juta unit menjadi 500.000-an unit pada tahun 1998 (pada saat itu honda hanya mampu menjual 280 ribu unit dari awalnya 800.000an unit). Hal tersebut mendorong pemerintah menerbitkan deregulasi otomotif pada juli 1999, dimana pemerintah memperbolehkan import sepeda motor secara utuh /CBU, sebagai akibatnya sejak saat itu pasar dibanjiri sepeda motor import, terutama china yang harganya sangat relatif lebih murah dari produk lokal.
Pada saat itu, produk china masuk pasar Indonesia secara besar-besaran dan langsung mampu merebut 18% pangsa pasar motor Indonesia. Hal tersebut terus berlanjut hingga akhir tahun 2000 motor china telah mampu menguasai 20% (173.834) pangsa pasar sepeda motor di Indonesia yang waktu itu bergerak naik ke angka 982.380 unit. Saat itu sepeda motor china yang ada dipasaran ada 70 dari 120 yang mendapat ijin dari deperindag importirnya 30 perusahaan. Angka itu terus naik menjadi 90 dari 140 merek yang mendapat ijin. Importirnya 38 pengusaha.bahkan sempat mencapai 88 perusahaan yang memproduksi motor china dengan total produksi sekitar 40 ribu unit pertahun. Namun demikian selama rentang tahun 2001 sampai 2005 lebih dari 50% perusahaan tersebut rontok. Meskipun demikian hal tersebut tetap harus diwaspadai, bila tidak hati-hati dalam strategi pemasarannya, pangsa pasar sepeda motor merek Jepang khususnya Honda dapat digerogoti sedikit demi sedikit bila China mulai memperbaiki kualitas produknya. Sebab, sepeda motor China sebenarnya sama posisinya ketika motor-motor Jepang baru pertama kali masuk pasar Indonesia.
Manisnya pasar sepeda motor Indonesia tidak hanya mengundang pabrikan motor china untuk masuk ke Indonesia, maraknya kendaraan roda dua yang masuk ke Indonesia juga diikuti oleh pabrikan motor dari negara lain seperti Itali, India dan Swedia. Sehingga hal ini mengakibatkan dominasi pasar sepeda motor yang dikuasai Honda sejak tahun 1966 terus berkurang. Sejak era 1980-an hingga 2003 motor berlambang sayap mengepak ini pangsa pasarnya acap di atas 50%. Belum lagi gempuran pabrikan jepang lainnya yang menjadi musuh lama Honda. seperti, Suzuki, Kawasaki dan yang paling menonjol adalah Yamaha. Sebagai gambaran pada 2003 pangsa pasar Honda masih jauh di atas pesaingnya, yakni 56,11%. Sementara Yamaha hanya menguasai pangsa pasar 22.22 %.
Namun, seiring berjalannya dengan waktu, Yamaha memacu kinerjanya, memperbaiki strategi di pasar dan mempertajam konsep promosi serta memperkuat solidaritas dan intensitasnya komunikasi dengan komunitasnya. Hasilnya pada tahun 2004 Yamaha berhasil mengusai 24,13% dan Honda terpangkas menjadi 52,36%. Tahun 2005 Yamaha kembali naik menjadi 24,13 % dan Honda kembali terpangkas menjadi 52,19%. Tahun 2006 Yamaha kembali menunjukkan taringnya dengan menguasai 36,94% . Puncaknya pada Maret 2007, untuk pertamakalinya dan satu-satunya didunia selama hampir 30 tahun pangsa pasar Honda goyah dan di lampaui oleh Yamaha , angka penjualan Yamaha maret 2007 mencapai angka 43,7% sedangkan Honda hanya mampu menguasai 41,5 %. Meskipun akhirnya tahun 2008 Honda kembali menguasai pangsa motor di Indonesia dengan membukukan total penjualan sebesar 46,29% dan ditempel ketat oleh Yamaha dengan pangsa 38,5%.
1. Beberapa upaya yang dapat dilakukan dan menjadi prioritas program pemasaran sepeda motor Honda dalam rangka mempertahankan pasar dari gempuran pesaingnya diantaranya adalah :
• Memacu kinerja dan efisiensi agar dapat menekan biaya produksi dan distribusi sehingga menekan harga jual sepeda motor Honda.
• Memperbaiki kualitas produk
• Dukungan layanan Purna jual yang baik
• Mengisi relung pasar yang masih tersedia
• Memperkuat solidaritas dan intensitas komunikasi dengan komunitasnya.
• Lebih agresif dalam inovasi produk, promosi dan pentrasi pasar.
• Menjaga Brand Image tetap kuat.
• Menjalin hubungan yang lebih baik dengan lembaga pembiayaan.

2. Poin-point yang menguatkan posisi sepeda motor China sehingga memungkinkan produk sepeda motor China berani bertarung ‘face to face’ dengan pemain utama yaitu sepeda motor Honda adalah :
• Harga yang lebih murah.
• Kemampuan daya beli masyarakat yang relatif tidak mampu menjangkau pasar secara baik karena mahalnya sepeda motor Honda.
• Bentuk dan model yang relatif sama dengan pemain lama (Honda) sehingga mudah dikenal oleh publik Indonesia. Bahkan semua persediaan suku cadang dan pelayanan purnajual sepeda motor honda yang ditiru bisa dipakai.dengan demikian mereka seakan bebas dari tanggungjawab penyediakan suku cadang dan layanan purna jual.
• Pasar yang belum tergarap secara optimal, terutama di daerah – daerah di luar jawa.
• Membangun pabrik perakitan di Indonesia dengan menggandeng mitra lokal dan meningkatkan kandungan lokal.
• Mendirikan lembaga pembiayaan

3. Strategi bertarung yang diterapkan oleh sepeda motor China dalam menghadapi sepeda motor Honda ternyata tidak hanya sebagai Market Challenger, tetapi sekaligus menerapkan stategi market Follower dan market Nicher
• Sebagai Market Challenger, motor china memilih Honda sebagai pemimpin pangsa pasar sepeda motor Indonesia sebagai lawan dan sasaran strategi.dan strategi penyerangan yang dilakukan oleh motor china adalah dengan Frontal attack (serangan dari depan), hal ini terlihat dari strategi menurunkan harga untuk menandingi harga pesaing dengan memanfaatkan lemahnya daya beli masyarakat terhadap sepeda motor honda akibat krisis yang melanda Indonesia serta gercarnya promosi yang dilakukan motor china dengan menggunakan ikon-ikon promosi Honda, seperti yang dilakukan Jialing dengan menggandeng Rano Karno dan Mandra sebagai bintang iklannya. Selain frontal attack motor china juga melakukan penyerangan menyamping/melambung, yaitu dengan mengisi kekosongan segmen pasar yang kurang diperhatikan oleh Honda secara geografis.Yang dilakukan oleh Motor China adalah bermain di pasar lokal karena tidak mampu bersaing di pasar Nasional. Sanex lebih berkonsentrasi pemasarnnya di luar jawa, sementara Viar dan Happy dipasarkan untuk daerah semarang dan sekitarnya.
• Strategi market follower, Meskipun hanya meniru produk atau strategi pemimpin pasar bukan berarti merket follower menjalankan usahanya tanpa suatu strategi. Perusahaan market follower juga perlu mempertahankan konsumennya dan memperoleh tambahan pelanggan. Disamping itu perusahaan market follower juga perlu merumuskan strategi untuk pertumbuhan perusahaan dan berusaha agar upayanya tidak mengundang balasan dari perusahaan lain. Strategi yang diterapkan beberapa motor china sebagai market follower diantaranya :
o Cloner, dimana pabrikan motor china berupaya meniru dan menyamai segmen pasar dan bauaran pemasaran pemimpin pasar. Sehingga Motor china yang menerapkan strategi ini seringkali dianggap parasit karena sedikit sekali berbuat untuk menstimulasi pasar dan hanya berharap hidup dari investasi pemimpin pasar. Sebagai contoh hampir semua produk motor china dibuat semirip mungkin dengan produk Honda bahkan semua persediaan suku cadang dan pelayanan purnajual sepeda motor honda yang ditiru bisa dipakai.dengan demikian mereka seakan bebas dari tanggungjawab penyediakan suku cadang dan layanan purna jual. Pada perkembangannya tidak hanya sepeda motor Honda yang mereka adopsi bentuk dan teknologinya, tetapi juga motor jepang merk lain dan motor-motor eropa.
o Adapter, disamping sebagai cloner ternyata pabrikan motor china juga menerapkan stategi Adapter dimana Pabrikan motor China mencontoh produk-produk motor Honda sebagai pemimpin pasar, memproduksinya, namun dnegan improvisasi, sebagai contoh adalah sepeda motor roda tiga yang diproduksi oleh Mahator, Kaisar, dan Happy.
• Strategi Market Nicher, Dalam hal ini sepeda motor China mencoba untuk mengisi ceruk yang belum tersentuh oleh Honda, diantaranya adalah dengan memenuhi kebutuhan pelanggan tertentu, seperti sepeda motor roda tiga yang dikhususkan untuk usaha skala kecil. Motor China juga mengisi ceruk untuk masyarakat yang mempunyai pendanaan terbatas yang tidak tersentuh oleh lembaga pembiayaan.

4. Strategi Market Leader yang diterapkan honda dalam menghadapi pesaingnya diantaranya meliputi :
• Mengembangkan pasar keseluruhan, hal yang dilakukan pabrikan Honda di Indonesia dalam mengembangkan pasar secara keseluruhan adalah dengan mencari pemakai baru, hal ini terlihat dari kebijakan pabrikan dengan berbagai inovasi produk..,
• Melindungi pasar, sementara mencoba Mengembangkan pasar, perusahaan yang dominan seperti Honda tetap harus melindungi usahanya secara terus-menerus dari serangan lawan-lawannya.perusahaan yang dominan paling sedikit harus menjaga bisnisnya dari segala penjuru, agar jangan sampai dapat dimasuki lawan.pilihan bijaksana adalah pemimpin pasar harus melihat secara cermat wilayah mana yag penting untuk dipertahankan walaupun memakan biaya yang mahal dan wilayah mana mana yang dapat dikorbankan dengan menanggung resiko sekecil-kecilnya. Hal ini dikarenakan pemimpin pasar tidak mungkin mampu mempertahankan semua wilayahnya.
Strategi pertahanan yang dilakukan oleh Honda selaku pemimpin pasar adalah :
- Pertahanan posisi, dengan membangun benteng yang kuat dan sulit direbut di sekitar daerah kekuasaan Hal ini dilakukan honda dengan memproduksi berbagai tipe dan model baru dengan inovasi baru.meski tetap mempertahankan ciri Honda yang dikenal irit bahan bakar.Bahkan Honda memperkuat manajemen dengan memasukkan orang dalam kelompok roda empat.
- Pertahanan Samping, Honda gencar membangun pos-pos pertahanan di luar daerah kekuasaannya untuk melindungi front yang lemah atau sebagai pangkalan penyerangan dalam serangan balik, diantaranya adalah dengan mendirikan banyak gerai dan jaringan penjualan, pada tahun 2003 Honda telah memiliki jaringan penjualan sebanyak 1.001 gerai. Untuk pelayanan service AHM memiliki jaringan di 1.977 gerai dan 3.313 outlet khusus penjualan suku cadang.
- Pertahanan Aktif mendahului, Hal ini dilakukan oleh Honda dengan cara memperluas kapasitas produksi hingga melampaui permintaan pasar, sehingga lawan tidak berani memperluas kapasitasnya karena khawatir akan terjadi kondisi penawaran berlimpah. Pada saat sekarang kapasitas terpasang Honda mencapai 3 juta unit per tahun. Salah satu program Honda untuk membanjiri pasar dan menggenjot penjualan adalah dengan program kredit kepemilikan sepeda motor untuk PNS.
- Pertahanan serangan balik, Strategi serangan balik yang dilakukan oleh ATPM Honda di Indonesia untuk menghalau semakin meringseknya sepeda motor China adalah dengan memproduksi sepeda motor dengan harga jual lebih rendah namun tetap berkulitas baik. Adalah Honda Legenda yang saat itu di banderol di harga 9 jutaan kemudian dilanjutkan dengan supra Fit yang dibandrol di angka 10 jutaan.

• Memperluas pangsa pasar
- Keunggulan operasional, Honda sebagai market leader dan perusahaan yang sudah lama menguasai Indonesia dapat dengan mudah meningkatkan keunggulan operasionalnya, diantaranya dengan menekan biaya produksi sehingga kompetitif, memiliki nilai tambah bagi konsumen, dan dukungan suku cadang yang luas dan berkualitas.
- Kepemimpinan produk, untuk mencapai kepemimpinan produk Honda terus menerus melakukan pengembangan dan inovasi produk dan jasa yang dihasilkan.di jenis sepeda motor bebe, misalnya, paling tidak tiga kali Honda melakukan inovasi produk selama tahun 2007 hingga 2008, demikian juga di jenis kendaraan matik, dalam kurun waktu satu tahun melakukan inovasi produk hingga dua kali, di kelas motor sport tidak jauh berbeda, dalam 2 tahun terakhir Honda sudah dua kali merubah model pada New Honda Tigernya. Terakhir honda masuk kelas cross over dengan memproduksi Honda CS1.

Wednesday, January 20, 2010

Strategi Tigaraksa Lambungkan Produgen


1. Strategi Tigaraksa dilihat dari setiap unsur marketing mix (product, price, promotion, dan distribution) sebagai berikut :
a. Product (Produk)
Produgen memiliki tiga varian produk, yaitu Produgen Regular (untuk usia 19 – 50 tahun ke atas), Produgen Gold (untuk usia 50 tahun ke atas), dan Produgen Chocomax (untuk usia 7 – 12 tahun). Produgen Regular dan Produgen Gold ditawarkan dalam dua pilihan rasa yaitu rasa coklat dan vanila, dan juga ditawarkan dalam dua pilihan kemasan yaitu kemasan 900 g dan kemasan 600 g. Sedangkan untuk Produgen Chocomax hanya ditawarkan dalam satu pilihan rasa yaitu rasa coklat serta hanya satu pilihan kemasan. Walaupun sempat dipersepsikan berkualitas kurang baik pada awal peluncurannya (karena ditawarkan pada tingkat harga yang lebih rendah dari pemain lain), namun kualitas Produgen diklaim sebagai yang terbaik karena merupakan satu-satunya produk yang menggunakan 100% kalsium susu, yang harga bahan bakunya lebih mahal daripada kalsium yang digunakan pemain lain.
Tigaraksa juga melakukan improvisasi produk, salah satunya yaitu mengubah desain kemasan Produgen pada tahun 2002 karena dianggap kurang representatif. Pada kemasan baru Produgen, Tigaraksa menonjolkan kekuatan produk : menggunakan 100% kalsium susu. Namun tidak berhenti sampai disitu, Tigaraksa pada tahun 2003 kembali menyempurnakan desain kemasan Produgen dengan menampilkan gambar tulang belakang.
b. Price (Harga)
Produgen ditawarkan pada tingkat harga yang lebih rendah dari pemain lain. Produgen 600 ml ditawarkan dengan harga Rp 32 ribu, jika dibandingkan dengan harga yang ditawarkan pemain lain, maka Produgen relatif lebih terjangkau. Anlene 500 ml dibanderol dengan harga sekitar Rp 39 ribu, Calsimex 600 ml seharga Rp 35 ribu, dan Hi-Lo 500 ml ditawarkan dengan harga Rp 30-an ribu.
c. Promotion (Promosi)
Karena anggaran yang lebih kecil dari pemain lain, maka dalam memasarkan Produgen, Tigaraksa menerapkan pola komunikasi yang terintegrasi antara aktivitas above dan below the line. Aktivitas Above The Line (ATL) yang dilakukan seperti belanja iklan (walaupun tidak terlalu gencar, hanya Rp 6,85 miliar), kegiatan yang bertujuan untuk mengedukasi konsumen dan calon konsumen seperti menggelar seminar dan talk show yang temanya disesuaikan dengan perkembangan terbaru di bidang kesehatan tulang (baik yang dilakukan sendiri atau yang mereka sponsori), serta kampanye Strong Women Strong Bones yang dilakukan di 9 kota besar di Indonesia. Kegiatan Below The Line (BTL) yang berhubungan langsung dengan konsumen dan calon konsumen juga dilakukan, seperti program Bone Challenge Produgen, dimana Tigaraksa menyediakan alat untuk memeriksa tingkat kepadatan tulang.
d. Distribution (Distribusi)
Tigaraksa memiliki distribusi yang kuat dan berpengalaman (bergerak di bisnis distribusi sejak tahun 1967 dan pernah menjadi distributor Anlene), merupakan keunggulan kompetitif yang tidak dimiliki pemain lain. Dengan strategi product availability, Tigaraksa langsung mengisi pasar dan dalam sekejap Produgen sudah tersedia di hampir semua saluran yang terjangkau kalangan menengah (target pasar utamanya) terutama modern market (yang memiliki tingkat turnover terbesar untuk kategori produk susu berkalsium tinggi).
2. Dasar segmentasi pasar yang dilakukan Tigaraksa adalah segmentasi demografi, dan variabel demografi yang digunakan adalah kelas sosial. Tigaraksa melihat adanya peluang yang belum tergarap oleh pemimpin pasar (Anlene) yaitu segmen menengah-bawah. Dari sisi harga, Anlene lebih ditujukan untuk kalangan menengah-atas, padahal segmen menengah-bawah juga merupakan pasar yang cukup potensial karena kalsium tidak hanya dibutuhkan oleh kalangan menengah-atas, tapi seluruh segmen. Produgen ditawarkan dengan harga yang relatif terjangkau namun memiliki mutu produk yang sama dan bahkan lebih baik karena menggunakan 100% kalsium susu.
3. Strategi target pasar yang dilakukan Tigaraksa adalah konsentrasi segmen tunggal (segmen pasar susu berkalsium tinggi untuk kelas menengah-bawah) yang terdiferensiasi (menawarkan produk untuk 3 rentang usia). Tigaraksa melihat bahwa walaupun pasar susu berkalsium tinggi masih tergolong kecil (5% - 7% dari total pasar susu bubuk), namun kategori tersebut menjanjikan potensi yang sangat besar karena seiring edukasi yang dilakukan, maka kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan tulang terus meningkat. Tigaraksa juga memiliki pengalaman mendistribusikan produk susu berkalsium tinggi (Anlene), dan dari kerjasama tersebut Tigaraksa memiliki inside information tentang besaran pasar, tingkat pertumbuhan, serta pelanggan produk susu tersebut. Informasi tersebut membuat Tigaraksa dapat menampilkan program yang tidak semahal Anlene tapi lebih efektif dan efisien, sehingga Produgen dapat ditawarkan dengan harga lebih murah dan target segmen pasar kelas menengah-bawah yang belum digarap oleh Anlene dapat dibidik. Selain itu Produgen ditawarkan untuk 3 rentang usia, yaitu anak-anak (Produgen Chocomax, susu berkalsium tinggi dengan rasa coklat yang lezat untuk usia 7 – 12 tahun), dewasa (Produgen Regular, susu berkalsium tinggi rendah lemak dengan pilihan rasa coklat dan vanila untuk usia 19 – 50 tahun), manula (Produgen Gold, susu berkalsium tinggi rendah lemak dengan pilihan rasa coklat dan vanila untuk usia 50 tahun ke atas). Diharapkan dengan tiga varian produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan susu berkalsium tinggi untuk semua kelompok usia.
4. Produgen memiliki beberapa keunggulan potensial yaitu harga terjangkau, distribusi yang baik, dan menggunakan 100% kalsium susu yang lebih mudah diserap oleh tubuh. Namun Tigaraksa hanya menonjolkan penggunaan 100% kalsium susu sebagai keunggulan potensial yang dimiliki Produgen. Dalam mengkomunikasikan positioning Produgen sebagai susu untuk kesehatan tulang dan mengandung 100% kalsium susu, Tigaraksa melakukan inovasi desain kemasan yang menonjolkan tulang belakang.
5. Produgen menguasai 20% pangsa pasar susu berkalsium tinggi (posisi ke-2 di bawah Anlene), sebagai pengikut pasar (market follower) strategi bersaing yang diterapkan oleh Produgen adalah peniru (imitator) dimana Produgen meniru beberapa hal dari produk pesaing (mengadopsi susu berkalsium tinggi dan melakukan pemisahan varian berdasar usia). Namun Produgen mempertahankan beberapa diferensiasi, seperti : kandungan susu yang lebih baik (menggunakan 100% kalsium susu), ketersediaan produk di semua saluran yang terjangkau oleh target pasar, dan harga yang lebih murah.
6. Produgen sedang memasuki tahap pertumbuhan dimana penjualan tumbuh di atas rata-rata industri. Sejak awal peluncuran Produgen tumbuh hingga 40% per tahun, padahal pasar susu berkalsium tinggi “hanya” tumbuh 25%-30%. Walaupun tingkat turnover Produgen masih di bawah Anlene, namun Produgen tergolong cukup laris (di atas Calsimex dan Hi-Lo). Kebijakan strategi pemasaran yang dapat dilakukan Produgen dalam menghadapi persaingan dengan produk lain seperti : Anlene, Calsimex, dan Hi-Lo antara lain :
Meningkatkan kualitas produk, seperti : menambah kandungan gizi dalam susu (kandungan vitamin dan mineral lain), serta menambah ciri produk, seperti : bentuk kemasan yang unik.
Menambah model baru, seperti : mengeluarkan varian-varian rasa yang lebih banyak.
Memasuki segmen pasar baru, seperti : segmen remaja yang belum disentuh oleh Produgen.
Mengubah periklanan, seperti : meningkatkan belanja iklan serta membuat iklan yang mengajak konsumen untuk lebih memilih Produgen daripada produk pesaing.
7. Rencana pemasaran dan strategi yang dapat diimplementasikan terhadap Produgen dalam memanfaatkan relung pasar susu berkalsium tinggi sebagai berikut :
RENCANA PEMASARAN PRODUGEN
 Situasi pemasaran terkini
Pasar susu berkalsium tinggi masih tergolong kecil, 5%-7% dari total pasar susu bubuk, namun katergori ini menjanjikan potensi yang besar. Karena, seiring dengan edukasi yang dilakukan para pemain di kategori ini dan Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi), kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan tulang terus meningkat. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa 19,7% orang Indonesia beresiko menderita osteoporosis dimana perbandingan untuk wanita 1:3 sedangkan pria 1:5. Penguasaan pasar Produgen sekitar 20%, setiap tahun tumbuh di atas rata-rata industri. Sejak awal peluncuran, Produgen tumbuh sebesar 40% per tahun, padahal pasar susu berkalsium tinggi hanya tumbuh 25%-30%. Pemimpin pasar adalah Anlene, produk PT Fontera Brand Indonesia, pionir produk susu berkalsium tinggi. Pemain lain yaitu Calsimex (PT Frisian Flag Indonesia), Hi-Lo (PT Tropicana Slim Indonesia), Prolene, dan Neslte Omega. Tingkat turnover terbesar untuk produk ini berada di modern market.
 Analisis peluang
Peluang yang dimiliki Produgen : potensi pasar yang masih besar, pertumbuhan pasar modern yang menjadi tulang punggung yang tinggi dan segmen menengah-bawah yang belum digarap.
Ancaman yang dihadapi Produgen : inovasi-inovasi yang terus dilakukan oleh pesaing, dan kegiatan-kegiatan promosi (belanja iklan) yang dilakukan oleh pesaing.
Kekuatan yang dimiliki Produgen : jaringan distribusi yang kuat, pengalaman dalam mendistribusikan produk susu berkalsium tinggi, harga yang murah, kualitas yang lebih bagus dari pemain lain, dan rendahnya biaya untuk mengedukasi pasar.
Kelemahan yang dimiliki Produgen : anggaran promosi yang kecil.
 Tujuan pemasaran
Tujuan utama Produgen adalah menjadi pemimpin pasar (market leader) pada tahun 2008 dan penjualan Produgen tumbuh sebesar 30%.
 Strategi pemasaran
Rencana permainan Produgen :
 Pasar sasaran : segmen menengah-bawah
 Penempatan posisi : susu untuk kesehatan tulang dan mengandung 100% kalsium susu
 Lini produk : menambah produk untuk rentang usia remaja (12 – 19 tahun), menawarkan berbagai macam rasa (jambu, melon, cappuccino, dll).
 Harga : dipertahankan atau diturunkan agar dapat dijangkau pasar sasaran yaitu menengah-bawah.
 Outlet : selain di pasar modern, bisa juga ke toko-toko khusus yang berhubungan dengan kesehatan.
 Pelayanan : produk tersedia secara luas dan cepat.
 Promosi penjualan : meningkatkan belanja iklan, melakukan promosi below the line agar dapat langsung berhubungan dengan konsumen atau calon konsumen, membuat iklan agar konsumen lebih memilih Produgen dibanding produk lain, melakukan seminar dan talk show tentang kesehatan tulang.
 Penelitian dan pengembangan : menciptakan susu berkalsium aneka rasa (strawberi, melon, dll), membuat desain kemasan yang unik, dll.
 Program kegiatan
 Januari : melakukan iklan baik di media televisi maupun cetak, yang menonjolkan bahwa Produgen adalah susu untuk kesehatan tulang dan menggunakan 100% kalsium susu sehingga Produgen lebih layak untuk dipilih daripada produk pesaing.
 April : melakukan kerjasama dengan stasiun televisi dan departemen kesehatan untuk melakukan talk show secara rutin di televisi.
 Oktober : mendekati Hari Osteoporosis Nasional (22 Oktober), menyelenggaran seminar-seminar di beberapa kota besar dan scan tulang.
8. Tujuan promosi Produgen adalah agar lebih banyak masyarakat kelas menengah-bawah yang mengkonsumsi Produgen. Dalam melakukan promosi perlu dipertimbangkan besarnya dana yang dianggarkan, namun tidak menjamin bahwa dana promosi yang besar dapat meningkatkan penjualan. Oleh karena itu dalam membuat pesan harus kreatif agar mudah diingat oleh konsumen. Produgen memiliki keunggulan pada jaringan distribusi dan penggunaan 100% kalsium susu untuk kesehatan tulang, kedua hal tersebut dapat dijadikan pesan utama. Positioning statement yang dapat digunakan antara lain : “Ingin tulang sehat, minum PRODUGEN”; “Minum Produgen 2 kali sehari, osteoporosis langsung lari”; atau “PRODUGEN untuk tulang sehat, bisa diminum dimana saja”. Media iklan yang dapat dipilih adalah televisi, surat kabar – surat kabar lokal, personal selling, dan penawaran hadiah mengingat target yang dipilih adalah segmen menengah-bawah.